Halo!
Tidak terasa ya sudah 10 hari berjalan di tahun 2020. Meski bagi sebagian di awal tahun dilalui dengan struggling karena banjir, dan sebagian yang lain saling bergandeng tangan membantu yang terkena banjir, semoga ujiannya kali ini selalu membawa prasangka baik kepadaNya, bahwa pasti ada hikmah dari setiap kejadian, InsyaAllah :)
Di akhir tahun lalu saya sempat membeli buku karya Puty Puar "Happiness Is Homemade". Buku ini telah lama menjadi incaran saya, dan Alhamdulillah ternyata berjodoh juga. One of my truly happiness ketika bisa mendapatkan buku ini di sebuah bazaar buku di Surabaya dengan separuh harga. Meski cover nya masih versi yang lama, tapi toh tidak mengurangi makna isinya :)
Jadi, sebenarnya kenapa buku 'Happiness Is Homemade' ini begitu ingin saya baca? Jujur, menjelang akhir tahun kemarin saya seperti kehilangan sesuatu. Seperti menjadi kurang dapat memaknai setiap hal kecil yang ternyata jika mau sedikit melihat lebih dekat, itulah makna kebahagiaan yang saya punya. Betul kata Puty Puar di dalam bukunya, bahwa di era digital seperti sekarang, dimana setiap hari kita disuguhi berbagai update dari teman-teman tentang liburan, foto instagenic, makanan restoran ternama, minuman kekinian, tentengan hasil belanja barang branded, dll adalah hal yang terkadang membuat kita bertanya, apa iya aku bahagia juga sekarang?
Berbagai update an tersebut bukan hal yang salah, karena semua sah-sah saja. Dan masih mending sih, daripada contoh cerita Puty Puar di bukunya, tentang update di media sosial which showing about minum jus orange diatas floaties unicorn di sebuah kolam privat, atau bahkan berfoto menyaksikan Aurora Borealis di Iceland, atauu naik balon udara, yang untuk level di saya sih ini omaigatt.
Saya, yang seorang Ibu rumah tangga dengan penghasilan yang tempo-tempo jelas akan mengeryitkan alis jika menyaksikan semua update an itu setiap hari. Mungkin, sederhana saja, tidak usah buka-buka sosial media lah agar tenang dan tidak bertanya-tanya lagi. Sesekali mungkin iya saya melakukan social media detox, namun seringnya tetap dibuka juga untuk dapat update tentang blogging, lomba-lomba, dll yang bisa membawa peluang cuan :D atau sekedar ingin keep in touch dengan sahabat. Apalagi saya yang punya lingkup sosial makin sempit karena menjadi Ibu Rumah Tangga, media sosial kadang sebagai alat bagi saya untuk tetap bisa 'merasa' bersosialisasi.
Jadi, membaca buku ilustrasi yang sederhana namun cukup dalam maknanya seperti 'Happiness Is Homemade' bisa menjadi obat penawar dari setiap alis yang mengkerut :')
Dan hampir semua yang ditulis Puty Puar di 'Happiness Is Homemade' sangat related dengan saya. Simply happiness like, bisa dapat barang incaran dengan harga diskon setelah ditunggu-tunggu sekian lama. Saya percaya, semua yang terjadi, even nemu barang incaran setengah harga, adalah atas ijinNya.
Lalu saya mencoba mengingat-ingat apa-apa saja yang ternyata membuat saya merasa sangat bahagia?
- Bisa mencuri waktu untuk makan bakpia yang enaak banget oleh-oleh dari tetangga ketika sedang mengatur pola makan sehat karena keluhan nyeri di leher.
- Ketika beli semangka, kecil, murah, dan memilih dengan ilmu seadanya, dan pas dibuka merah dan maniss sekali.
- Mulai texting dengan berani ke mama dalam rangka Hari Ibu untuk berterima kasih, karena selama ini saya tidak pernah melakukannya. Aslinya karena iseng ikut giveaway, tapi terus mikir, kenapa tidak disampaikan langsung ke mama, karena rasanya saya belum pernah berterima kasih ke mama in case secara tulisan dari hati yang terdalam. Ternyata mama terharu :')
- Texting ke mama mertua how I love her. Dan rasanya lega sekaligus happy.
*bagi saya yang sedikit tertutup dan suka memendam perasaan, melakukan sesuatu yang tidak biasa, seperti hal di atas ternyata bikin bahagia :')
- Mendengar Aliyah mengucapkan 'Mama, Yaya suka makan ini. Tolong besok mama bikinin lagi ya'.
- Deeply hugging with hubby, after arguing emotionally. Paling tidak, setelah berselisih kami masih sadar untuk saling memaafkan.
- Masuk ke minimarket atau supermarket/mall, terus cium aroma barang-barang baru. Hahaha aneh banget ya wangi aromatherapy favorit saya.
- Window shopping di marketplace. Masukin ke keranjang, terus lupa. Happy karena lupa dan jadinya gagal bikin kantong boncos :P
- Having quality time by talking heart to heart with beloved sister. Mengobrol dengan adik saya semakin kesini semakin dalam. Meski sering juga kami berantem dan adu ego, tapi adik bisa mulai jujur dengan perasaannya. Jadi, saya mulai belajar mengesampingkan ego sebagai kakak yang 'saya tuh kakaknya, saya pasti benar' dan menerima kalau saya manusia biasa yang juga suka banyak salahnya.
- Bisa curhat dengan Bapak walaupun tidak pernah selesai dan Bapak juga tidak pernah tau pasti apa yang saya curhatin wkwkw. Punya hubungan yang naik turun dengan Bapak sejak remaja, kadang suka merasa aneh ngobrol dengan Bapak. Tapi ternyata Bapak bisa menerima dan menghargai saya kalau sedang curhat :)
- Chit chat dengan sahabat cerita receh atau sekedar minta advice dokter anak yang bagus dimana :D
- Bisa video call dengan sepupu (yang supersibuk :P) yang bikin kangen saking lamanya ga ketemuan.
- Dapat makanan dari tetangga, pas lagi mager mau masak.
- Angkat jemuran beberapa menit pas sebelum hujan turun (ibu-ibu sekali ini :D)
- DM dari teman-teman yang membaca tulisan di blog saya. Seperti dapat suntikan energi yang luar biasa. Terimakasih yaa :)
- Tiba-tiba disamperin Aliyah tanpa alasan langsung memeluk dan mencium pipi saya dengan ucapan "Yaya sayang mama".
Ternyata kalau mau melihat dengan lebih dekat, banyaak sekali hal yang dapat membuat kita bahagia yaa :) The truly happiness from the deep of our heart ❤️
Seperti di tulisan saya pada blog post sebelumnya bahwa saya akan belajar lebih menerima. Maka, di tahun 2020, waktunya mencoba untuk lebih menerima dan menjadi lebih terbuka atas perasaan, atas diri sendiri, atas segala yang terjadi, dan atas orang-orang di sekitar. Selain menerima diri sendiri, bisa menerima orang lain dengan apa adanya ternyata juga membawa rasa bahagia. Termasuk menerima kalau sah-sah saja yang lain update kehidupan mereka yang tidak semestinya sama dengan kita :) They have their own happiness tho.
Dari cerita diatas, sepertinya kebanyakan bahagia itu datang dari orang-orang sekitar kita ya. Selain memang salah satu bahagia adalah punya cita-cita (cita-cita orang lain juga pada umumnya) untuk membahagiakan keluarga dan orang sekitar, ternyata memperbaiki hubungan dengan mereka juga bisa membawa bahagia. Menerima mereka apa adanya sekaligus juga belajar menerima diri sendiri adalah salah satu sumber bahagia. Dan ternyata bahagia itu bisa saya rasakan meski saya tidak belibur di luar kota/luar negara, update fashun head to toes, barang-barang branded, makan di restoran ternama kekinian, dan lain-lain. Bahagia ternyata sesederhana hati yang terbuka untuk menerima. The more acceptances, the more happiness ❤️
Semoga di tahun 2020 ini semakin banyak bahagia yang patut kita syukuri ya :)
Kalau teman-teman, apa saja yang sudah membuat teman-teman merasa bahagia? :)
Have a great year of 2020!
Be First to Post Comment !
Post a Comment