Halo!
Apa kabarnya teman-teman mama? Omong-omong weekend kemarin sibuk apa nih di rumah? Semoga selalu seru ya meski masih #dirumahaja :) Selama pandemi ini, rasanya ada saja yang bisa kita lakukan untuk berkegiatan di rumah dan tetap produktif :) Selain menjalankan tugas wajib "ibu rumah tangga" banyak sekali pilihan kegiatan yang dapat kita lakukan untuk mengisi waktu di rumah. Salah satu yang lagi happening sekali adalah dengan mengikuti kelas, seminar sampai konferensi yang diselenggarakan secara online. Saya sendiri sangat suka mengikut kegiatan yang sejenis, karena tentunya bisa menambah ilmu dan wawasan kita, yang untuk saya pribadi kelak menjadi bekal saya untuk menjadi lebih baik lagi secara personal dan juga bekal untuk menemani Aliyah bertumbuh, InsyaAllah :)
Nah, Sabtu kemarin, Alhamdulillah saya berkesempatan untuk ikutan We The Health, Konferensi Kesehatan Digital Pertama di Indonesia. Wow! Jadi, We The Health ini terselanggara atas kolaborasi jovee.id @jovee.id, sebuah aplikasi personalisasi vitamin dan suplemen bersama lifepack.id @lifepack.id, aplikasi yang memudahkan kita untuk menebus resep obat dari dokter :) Bagi saya, We The Health yang dihelat secara digital kemarin benar-benar dikemas dengan profesional karena melibatkan para expert di bidangnya masing-masing sebagai narasumber yang mengisi sesi webinar. Belum lagi fasilitas free entry bagi kita yang ingin mengikuti setiap sesinya, rasanya kesempatan seperti ini sangat jarang terjadi, iya ga sih? FREE ENTRY untuk bisa ikutan sesi dari para expert! (mulai nyesel nih buat yang ketinggalan infonya dan belum sempat ikutan We The Health :P)
Memang apa saja sih yang dibahas di We The Health?
We The Health berlangsung selama satu hari saja, pada Sabtu, 27 Juni 2020 dimulai dari pukul 09.00 - 16.00. Berhubung namanya juga konferensi, jadi memang diadakan dengan rundown yang cukup padat namun sangat bermartabat. Teman-teman mama bisa lihat gambar di bawah untuk contekan rundownnya :)
Nah saya sendiri sempat mengikuti sesi special tracks, dengan topik Peran Swasta dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Sektor Kesehatan di Daerah, plus dari Lifepack Track yang memang sudah menjadi incaran saya sedari awal, yaitu sesi webinar dengan Topik Kesehatan Mental: Pentingnya Mengelola Stress Saat Pandemi oleh mas Ade Binarko, founder dari @sehatmental.id. Saya sangat menyadari selama pandemi yang sudah berjalan lebih dari 3 bulan ini sangat rentan dengan stress dan gangguan kesehatan mental. Saya sendiri juga mengalaminya, namun belum tau pasti bagaimana harus mengatasinya. Dari sesi webinar We The Health kemarin, banyak sekali insight yang saya dapat dari sharing mas Ade dan saya ingin mencoba membaginya dengan teman-teman mama melalui blog post ini :)
Kesehatan Mental: Pentingnya Mengelola Stress Saat Pandemi
Mas Ade Binarko @elmology.id adalah founder @sehatmental.id yang juga seorang penyintas masalah gangguan kesehatan mental. Menurut saya, We The Health memilih narasumber yang sangat tempat untuk topik ini karena benar-benar dapat berbagi pengalamannya langsung yang notabene sangat related dengan apa yang saya rasakan, yang mungkin juga dirasakan sama oleh beberapa teman-teman mama yang lain. Menurut mas Ade, ada banyak gejala awal yang dirasakan saat kita mengalami gangguan kesehatan mental, terutama ke fisik kita seperti rasa leher yang tercekik, gangguan sesak nafas, jantung yang berdebar, gangguan pencernaan (ini pengalaman saya). Banyak dari kita yang masih suka denial akan hal tersebut, dan menganggapnya hal biasa dan ah ya sudah lah, lalu memutuskan untuk membiarkan yang ternyata akan menjadi semakin berlarut dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi bom waktu di kemudian hari.
Lalu apa yang sebaiknya kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut? Pertama, kita perlu belajar untuk menerima dan mencintai diri kita apa adanya, termasuk segala kekurangan dan kelebihan yang kita miliki. Self Accpetance dan Self Love is a key. Tentang ini, saya merasa mendapatkan jalan keluar atas apa yang saya rasakan belakangan. Saya yang kadang terlalu memaksa diri sendiri untuk menjadi 'lebih baik' dengan cepat yang kadang membuat diri saya menjadi abai atas alarm dari dalam diri yang meminta saya untuk pelan-pelan karena semua butuh proses dan butuh waktu. Dari sini saya mulai belajar untuk bisa menerima diri saya, apa adanya dengan tanpa menyakiti :)
Pelajaran lain dari sharing mas Ade, bahwa jika kita merasa mengalami gangguan kesehatan mental, maka berani berbicara bisa jadi salah satu jalan untuk kesembuhan. Kita perlu menyuarakan apa yang kita rasakan, tentunya dengan cara-cara yang baik, agar orang lain pun dapat menerima kita dengan baik. Keluarga yang menjadi kerabat terdekat pun terkadang tidak dapat langsung memahami apa yang kita alami dan rasakan, oleh karenanya kita juga perlu mengerti bahwa mereka butuh waktu untuk menerima kita sama halnya dengan diri kita yang juga butuh waktu untuk itu. @sehatmental.id adalah contoh bentuk suara dari mas Ade. Selain itu, jika memang kita perlu berbagi dengan orang lain, selain dengan orang terdekat, ada baiknya kita menghubungi ahli di bidang kesehatan mental seperti psikolog ataupun psikiater untuk berbagi tentang apa yang kita rasakan. Dan ternyata saat ini sudah banyak puskesmas yang menyediakan konsultasi dengan psikolog bagi kita yang bingung harus menghubungi siapa dan kemana.
Menjalani hidup di tengah pandemi memang menjadi tantangan tersendiri bagi kita semua. Masalah kecil satu persatu mulai bermunculan, terutama yang berkaitan dengan kondisi ekonomi. Pesan dari mas Ade, penting bagi kita untuk menyelesaikan masalah ekonomi namun, kita juga tidak boleh melupakan kesehatan mental kita. Dikala keduanya datang secara beriringan, masalah ekonomi dan masalah kesehatan mental, maka ada baiknya kita coba untuk menyelesaikan keduanya karena ekonomi tidak bisa pulih dengan cepat jika kita mengalami gangguan kesehatan mental. Keduanya sama pentingnya. Saya sendiri percaya dengan apa yang disampaikan oleh mas Ade. Bagaimana bisa kita berpikir dengan jernih kalau kita sendiri mengalami gangguan dengan kesehatan mental kita. Versi saya, meluaskan sabar dan syukur bisa menjadi salah satu obat untuk mengurangi rasa stress atau gangguan pada mental kita. Diiringi dengan doa dan usaha InsyaAllah semua akan baik-baik saja :)
Tidak hanya tentang kesehatan mental untuk kita para orang dewasa di tengah pandemi, mas Ade juga berbagi tentang bagaimana menjaga kesehatan bagi anak-anak di tengah pandemi. Lagi-lagi hal ini sangat related dengan saya dan Aliyah. Aliyah mulai 'rungsing' karena terlalu lama di rumah saja. Sharing dari mas Ade, untuk anak-anak kita dapat memulai dengan memperhatikan kegiatan-kegiatan yang menjadi kesukaan mereka. Nantinya, kegiatan tersebut yang dapat kita lakukan bersama dengan anak di rumah, atau kalaupun mereka butuh untuk bersosialisasi dan bermain di luar, menurut mas Ade rasanya masih cukup aman untuk bermain di luar rumah yang notabene masih di dalam kompleks, namun tetap dengan menjaga keamanan diri anak, seperti tetap menggunakan APD dan mencuci tangan setelah bermain. Pada intinya, bermain diluar rumah dapat dilakukan namun tetap di dalam koridor protokol kesehatan yang berlaku :)
Pada intinya kesehatan mental kita di tengah pandemi menjadi penting untuk kita jaga agar kita tidak mudah merasa stress yang akhirnya psikis dan fisik bagi tubuh kita :) Caranya, ya dengan melakukan hal-hal yang di share oleh mas Ade diatas :) Gimana teman-teman mama? Lumayan sekali kan hasil ikut sesi webinar dari We The Health? Saya sendiri berharap semoga akan ada event We The Health kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya yang diselenggarakan oleh jovee.id dan lifepack.id, karena saya agak sedih sih belum sempat ikut sesi yang lainnya, padahal rangkaian sesinya sangat seru dan benar-benar bermanfaat :(
Nah, supaya tidak ketinggalan next eventnya, teman-teman mama dapat mengikuti akun sosial media We The Health di instagram @wethehealth dan twitter @wethehealth serta sosial media Jovee @jovee.id dan Lifepack @lifepack.id di instagram :)
Semoga bermanfaat , dan sehat selalu ya :)
Mksh sharingnya mba. Bermanfaat, kayanya saya pas awal2 pandemi sempat dilanda cemas berlebihan mba, mgk belum menerima kenyataan bahwa hidup tiba2 berubah karena pandemi.
ReplyDeleteSamaa2 mba Kania, iyaa InsyaAllah semoga keadaan semakin membaik yaa mba, Aamiin :)
DeleteBenar sekali ya ajeng, saat ini kesehatan mental mulai diperhatikan dgn serius..
ReplyDeleteApalagi di musim pandemi ini, menjaga kesehatan mental berarti juga menjaga agar ketahanan tubuh tetap kebal dari virus
Bener banget Di, kalau stress imun tubuh juga jadi gampang turun :(
Deletekesehatan mental ini penting banget saat seperti sekarang ini, makanya banyak cara juga untuk tetap sehat mental. Aku jadi pengen banyak tau tentang #wethehealth ini deh mbak.
ReplyDeleteSetujuu mba Chichie, cus langsung follow @wethehealth yaa mbak hihi
DeleteKesehatan mental memang isu yang harus digaungkan ya btentang betapa pentingnya. Aku pribadi bar beberapa bulan terakhir memahami ini terutama tentang gangguan mental ngga hanya beeupa hilang akal. Btw aku juga ikut WTH lho
ReplyDeleteWah...aku juga ikutan kemarin tapi ngak full karena ada keperluan, makasih banget lho mbak bisa dapat informasinya terutama masalah kesehatan mental yang untuk saya penting disaat pandemi seperti sekarang ini.
ReplyDeleteSaya juga lihat mb, tapi yang sessi sharing awet muda bareng puspa dewi. Sayang sinyal di rumah kurang kuat. Jadi ga bisa mantengin sampai habis. Seru acaranya. Dapat voucher juga
ReplyDeleteSuka banget sama pemaparan singkat dan to the point di tulisan kak Ajeng.
ReplyDeleteAda zoom begini menambah insight untuk tetap sehat dan produktif di masa pandemi tanpa ada keluhan kesehatan apapun.
Kesehatan mental bagi kita di masa pandemic ini menurutku WAJIB mba salain biar ga stres ngadepin orang2 yang cuek akan kesadaran kesehatan qta pun mempunyai imunitas yang lbh baik lagi ya
ReplyDeleteKesehatan mental penting banget ya. Semoga aku dapat info webinar seperti ini, jadi bisa ikutan
ReplyDeleteOke ya mba konferensi We The Health ini...
ReplyDeleteKita jadi tahu sebaiknya gimana dalam menyikapi sesuatu berkaitan dengan kesehatan
Wah keren banget acaranya. Banyak materi berbobot yang membahas soal kesehatan. Penting nih di masa sekarang.
ReplyDeletemenurut saya sabar dan syukur itu bisa mencegah, tetapi untuk orang yang sudah mengalami gangguan pada kesehatan mentalnya, mengucap syukur bisa terasa begitu susah.
ReplyDelete